Di tengah dunia serba chatting, DM, dan emoji, gak semua pelajar ngerti cara bikin email formal yang sopan dan profesional. Padahal, email masih jadi alat komunikasi resmi buat sekolah, beasiswa, lomba, sampai urusan magang.
Jadi, penting banget buat ngenalin pelajar ke dunia email formal dengan cara yang gak kaku, mudah dipahami, dan tetap relate sama kehidupan digital mereka. Nah, berikut ini tips mengajarkan pelajar menggunakan email formal dengan cara simpel tapi tetap impactful!
1. Mulai dari Bedanya Email Formal dan Informal
Langkah awal: ajarkan bedanya dulu.
Email informal:
“Yoo, tugasnya kapan dikumpulin bro?”
Email formal:
“Selamat pagi, Pak. Saya ingin menanyakan batas pengumpulan tugas…”
Gunakan contoh nyata biar siswa cepat nangkep. Bikin sesi baca dan bandingkan dua email lalu diskusiin perbedaan gaya bahasanya.
2. Kenalkan Struktur Email Formal yang Tepat
Sama kayak bikin surat, email formal punya struktur. Ajarkan langkah demi langkah:
- Salam pembuka (Yth. Bapak/Ibu…)
- Perkenalan singkat (Nama, kelas, tujuan)
- Isi utama (penjelasan maksud email)
- Penutup sopan (Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu)
- Salam akhir + nama lengkap
Gunakan template sederhana biar pelajar bisa mulai nulis tanpa bingung struktur.
3. Ajarkan Penggunaan Bahasa yang Sopan & Jelas
Tips mengajarkan pelajar menggunakan email formal harus mencakup latihan berbahasa sopan. Contoh:
- “Mau nanya…” ❌
- “Dengan hormat, saya ingin menanyakan…” ✅
- “Tugasnya udah dikumpulin kan?” ❌
- “Apakah Bapak/Ibu sudah menerima tugas saya?” ✅
Latihan mengubah kalimat informal ke formal bisa jadi kegiatan yang seru juga lho!
4. Ajak Pelajar Coba Kirim Email Formal ke Guru
Biar gak cuma teori, langsung praktik. Kasih tugas simulasi:
Contoh tugas:
Kirim email ke guru Bahasa Indonesia berisi permohonan izin karena tidak bisa mengikuti kelas hari Jumat.
Penilaian berdasarkan:
- Struktur email
- Kesopanan
- Ejaan dan tanda baca
Bisa juga dijadikan tugas rutin atau bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia atau TIK.
5. Bahas Etika Digital saat Mengirim Email
Jangan cuma ajarin nulisnya, tapi juga etika saat mengirim email.
Etika penting:
- Jangan kirim email tengah malam
- Jangan spam (satu email cukup)
- Subjek email wajib diisi
- Gunakan email pribadi dengan nama yang wajar (bukan “anakgaming99”)
Ajarkan bahwa email itu bagian dari identitas digital, jadi harus dijaga dengan baik.
6. Buat Checklist Sederhana Sebelum Mengirim Email
Ajarkan siswa untuk review sebelum klik “Kirim”.
Checklist email:
- Subjek sudah jelas
- Salam pembuka dan penutup ada
- Tidak ada typo
- Nama pengirim tercantum
- Lampiran (jika ada) sudah di-upload
Bisa cetak checklist ini dan ditempel di ruang kelas atau buku tugas!
7. Simulasikan Balas-Membalas Email Formal
Latihan dua arah lebih realistis. Ajak siswa kirim dan membalas email formal.
Contoh skenario:
- Siswa A kirim permintaan izin
- Siswa B jadi guru yang membalas
- Tukeran peran setelahnya
Dari sini mereka belajar cara menyampaikan pesan dengan respons yang sopan dan efisien.
8. Latih Penulisan Subjek Email yang Efektif
Subjek email yang tepat = bikin penerima ngerti isi email tanpa buka.
Contoh baik:
- “Permohonan Izin Tidak Hadir – Nama, Kelas”
- “Konfirmasi Pengumpulan Tugas Matematika”
Contoh buruk:
- “Pertanyaan”
- “Tugas dong”
Subjek email harus spesifik, to the point, dan profesional.
9. Kenalkan Tools & Fitur di Platform Email
Kadang siswa cuma tahu “tulis → kirim”. Ajarkan fitur-fitur lain:
- CC/BCC
- Attach file
- Undo Send
- Label atau folder
- Cek spam/junk
Tools ini bikin mereka makin cakap digital dan gak asal kirim-kirim aja.
10. Beri Feedback dan Tunjukkan Contoh Nyata
Setelah latihan, kasih feedback personal dan contoh email asli yang baik.
Feedback fokus ke:
- Bahasa & struktur
- Kerapian & ketelitian
- Kesopanan nada
Kamu juga bisa tunjukkan email asli (tanpa identitas) dari alumni atau kakak kelas yang sudah terbiasa kirim email formal.
FAQ – Belajar Email Formal untuk Pelajar
1. Usia berapa ideal mulai belajar email formal?
Mulai dari SMP udah oke banget, bahkan SD akhir bisa dikenalkan konsep dasarnya.
2. Apakah harus selalu pakai bahasa baku?
Ya, untuk email formal. Tapi tetap bisa dibuat hangat dan gak terlalu kaku.
3. Apakah boleh pakai emoji di email formal?
Sebaiknya hindari, apalagi ke guru atau pihak resmi. Beda cerita kalau konteksnya santai.
4. Apakah boleh kirim ulang email kalau belum dibalas?
Boleh, tapi tunggu 2–3 hari. Gunakan kalimat sopan saat follow-up.
5. Apakah email lebih penting dari chatting?
Untuk urusan formal, iya. Email lebih resmi, terdokumentasi, dan lebih dihargai.
6. Apakah email bisa dipakai untuk urusan kuliah dan karier nanti?
Pasti! Justru makin dewasa, makin sering pakai email buat komunikasi profesional.
Penutup: Bantu Pelajar Jadi Komunikator Digital yang Cerdas
Dengan tips mengajarkan pelajar menggunakan email formal, kita gak cuma ngajarin cara nulis surat digital. Tapi juga ngajarin etika, struktur, dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi.
Di masa depan, mereka bakal sering banget pakai email buat urusan serius. Jadi, makin dini dikenalin, makin siap mereka menghadapi dunia digital yang profesional.
Email itu simple, tapi powerful. Yuk latih dari sekarang, biar mereka gak gugup pas harus kirim email penting nanti!